HIMPUN.ID – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Provinsi Gorontalo, Rachmat Gobel, membawa ratusan pengurus partainya untuk studi banding ke Bandung pada hari Selasa 16 September 2025.
Rombongan NasDem Gorontalo diterima langsung oleh Wali Kota Bandung, Mohammad Farhan, untuk belajar mengenai pengelolaan sampah yang berhasil diubah menjadi sumber nilai ekonomi dan lapangan kerja baru.
Dalam kunjungannya, Rachmat Gobel, yang juga merupakan Anggota DPR RI, menekankan pentingnya menciptakan pemuda yang berkualitas sebagai fondasi negara untuk menghadapi bonus demografi.
Menurut Rachmat, pembelajaran langsung seperti ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas para pengurus partai agar dapat berkontribusi lebih bagi daerahnya.
Belajar dari Bandung: Sampah Sebagai Cermin Budaya
Wali Kota Bandung, Mohammad Farhan, menyambut hangat kedatangan rombongan NasDem Gorontalo.
Dalam dialognya, Farhan menegaskan isu sampah menjadi hal yang sangat serius harus diatasi, karena hal ini cermin dari karakter dan budaya.
“Bagaimana kita memperlakukan sampah menunjukkan tingkat budaya, kesadaran, dan peradaban kita sendiri,” ungkap Farhan.
Farhan juga mengungkapkan kekagumannya pada Rachmat Gobel, yang dianggapnya sebagai guru.
“Saya memanggil RG dengan sebutan Guru, karena kenal beliau sejak tahun 1997,” beber Farhan.
Menanggapi hal tersebut, Rachmat Gobel berencana mengundang Farhan ke Gorontalo untuk berbagi ilmu lebih lanjut.
“Farhan akan saya undang di Gorontalo untuk membahas bagaimana kebersihan lingkungan bebas dari sampah,” kata Rachmat.
Kunjungan Inspiratif ke Sukabumi
Sebelum ke Bandung, rombongan NasDem Gorontalo juga mengunjungi Sukabumi untuk mempelajari program UMKM yang berhasil meningkatkan ekonomi masyarakat.
Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah sebuah pabrik tempe yang bahkan telah memiliki cabang hingga ke Gorontalo, menunjukkan keberhasilan ekspansi usaha kecil menengah.
Refleksi dari Gorontalo: Sampah Bukan Sekadar Limbah
Sekretaris DPW NasDem Gorontalo, Ridwan Monoarfa, merangkum beberapa poin penting dari dialog mengenai sampah di Bandung.
Menurutnya, cara sebuah masyarakat mengelola sampah adalah cermin dari berbagai aspek kehidupan.
“Jika masyarakat membuang sampah sembarangan, itu menandakan rendahnya kepedulian terhadap lingkungan,” terang Ridwan. Sebaliknya, lanjutnya, budaya memilah dan mendaur ulang menunjukkan kesadaran kolektif yang tinggi.
Ridwan menambahkan, pengelolaan sampah juga merefleksikan disiplin sosial, nilai ekonomi dan inovasi, serta identitas dan peradaban. Masyarakat yang mampu melihat sampah sebagai sumber daya baru, menurutnya, adalah masyarakat yang kreatif dan inovatif.
“Dengan kata lain, sampah bukan sekadar limbah fisik, tapi juga ‘cermin budaya’ yang merefleksikan kualitas manusia dan masyarakat yang menghasilkannya. Dari sini dapat kita pahami mengapa kebersihan itu bagian dari iman,” tutupnya.