HIMPUN.ID – Jika disandingkan dengan para bakal calon Bupati yang akan maju di Pilkada Bone Bolango tahun 2024 ini, Ismet Mile termasuk sosok calon Bupati yang tidak hanya memiliki “legacy” yang lebih dari cukup dan memadai untuk Bone Bolango.
Mohammad Alim mengatakan, Ismet Mile juga satu-satunya calon Bupati “3 zaman” yang kaya akan pengalaman dengan kiprah kepemimpinannya yang multi dimensional.
Disebut birokrat 3 zaman, karena ia sudah pernah melewati sisa-sisa pemerintahan masa orde lama, memasuki masa pemerintahan di era orde baru dan mencapai puncak karirnya sebagai birokrat senior di era reformasi
“Seorang birokrat yang memiliki karir cemerlang sudah dapat dipastikan memiliki seni kepemimpinan yang mumpuni.”tukasnya.
Kata Mohammad Alim, tidak mengherankan jika saat menjabat Bupati Bone Bolango dalam rentang waktu 2003-2010, Ismet Mile mampu menunaikan tugasnya dengan sangat elegan.
Suhu politik kala itu yang cukup gaduh mampu ia redakan, pesimisme sebagian kalangan tentang Bone Bolango yang diprediksi sulit berkembang pasca dimekarkan justru mekar menjadi sebuah optimisme.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, sinisme tentang kepemimpinannya mampu ia hadapi dengan egaliterianisme kepemimpinannya yang mampu merangkul semua kalangan.
Berbagai aspirasi, kritikan dan suara sumbang dari seluruh elemen rakyat di Bone Bolango kala itu, secara perlahan namun pasti, mampu ia akomodir melalui berbagai kiat dan strategi kepemimpinan yang ternyata cukup berhasil.
Ia juga menambahkan, di kalangan masyarakat Bone Bolango mungkin masih ada yang ingat, bagaimana masa-masa awal pemerintahan di Bone Bolango antara tahun 2003-2005 yang sungguh sangat tidak kondusif.
Sebagai Penjabat Bupati, Ismet Mile harus menghadapi kenyataan infrastruktur perkantoran di Bone Bolango yang sangat minim, kualitas SDM aparatur yang terbatas di tengah tuntutan masyarakat terhadap pelayanan pemerintahan yang sangat tinggi,
Terlebih presentase kemiskinan yang cukup tinggi, infrastruktur jalan dan jembatan yang terbatas, kerinduan masyarakat petani dan nelayan terhadap uluran tangan pemerintahan yang terus disuarakan.
“Kesemuanya itu mampu diurai dengan terobosan, daya kreasi dan inovasi yang solutif oleh seorang Ismet Mile.” tuturnya.
Salah satu kunci keberhasilan kepemimpinan Ismet Mile selama menjabat Bupati kurang lebih 7 tahun lamanya di Bone Bolango, adalah sikap kepemimpinannya yang responsif dan humanis yang mampu merangkul semua komponen di Bone Bolango.
Dirinya mengungkapkan, kepada lawan politiknya, Ismet Mile sejauh ini tidak pernah menaruh rasa dendam, kepada bawahannya, Ismet Mile senantiasa memberi motivasi, menaruh kepercayaan, mengayomi, melindungi bahkan siap pasang badan membela aparaturnya.
Tatkala aparaturnya menemui jalan buntu dalam menyelesaikan suatu persoalan, maka sebagai Bupati, Ismet Mile tampil bak seorang “ayah” terhadap anaknya yang senantiasa membimbing dengan ilmu dan keteladanan.
Lebih lanjut, Ia mengatakan, tidak sedikit masyarakat di Bone Bolango yang hingga saat ini masih mengenang kepemimpinan Ismet Mile, di Bone Bolango kala itu, yang selalu membuka diri dengan siapapun yang hendak menemuinya.
Banyak kalangan di masyarakat yang masih terus mengenang kepemimpinan Ismet Mile di Bone Bolango, ketika itu yang mampu membuka ruang dialog dengan seluruh elemen di masyarakat.
Kata Alim, salah satu kesan mendalam dari seorang Ismet Mile adalah kepemimpinannya yang “tidak betah” duduk di belakang meja, melainkan turun ke masyarakat, menyapa warga petani, nelayan, peternak dan elemen masyarakat lainnya.
Salah satu keberpihakannya kepada masyarakat yang hingga hari ini masih sangat identik dengan Ismet Mile adalah julukannya sebagai “Si Gembala Sapi”.
Kata Mohammad Alim, Ismet mendapat julukan itu, karena keberpihakannya yang sangat luar biasa kepada masyarakat, khususnya petani untuk beternak sapi sebagai salah satu instrumen meningkatkan pendapatan petani.
“Sejauh ini, marwah dan spirit kepemimpinan Ismet Mile di Bone Bolango, belum ada duanya.” tegasnya.
Ia masih terus dikenang sebagai pemimpin yang tidak hanya berkharisma tapi juga berkarakter yang memiliki ciri khas tersendiri.
Kenangan kepemimpinannya yang tetap abadi dan tersimpan dalam memori masyarakat tersebut, tidak terlepas dari jiwa dan seni kepemimpinannya sebagai pamong dan birokrat 3 zaman yang kaya pengalaman dan dedikasi untuk masyarakatnya. (rls)