26.2 C
Jakarta
Sabtu, Desember 7, 2024

Buy now

Larangan Mudik, Pandemi dan Potensi Nepotisme

Oleh Santo Ali (Pemuda Pohuwato)

HIMPUN.ID – Tradisi mudik adalah sesuatu yang sudah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia, kegiatan ini dilakukan oleh perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya.

Istilah mudik sendiri di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran baik lebaran idul fitri maupun idul adha.

Tahun 2021, setelah 2 setahun sudah pandemi melanda dunia tak terkecuali di tanah air, virus berasal dari wuhan (cina) pada awal-awal munculnya itu kini masih menjadi momok menakutkan dikalangan masyarakat.

Mengapa tidak pada lebaran tahun ini masyarakat di tanah air harus dipaksa beradaptasi dengan keinginan pemerintah untuk tidak melakukan mudik kekampung halaman demi menekan laju penyebaran virus corona.

Berharap tahun ini masyarakat berharap dengan diperbolehkan melakukan ibadah sholat tarawih di masjid dengan protap protokol kesehatan yang ketat, diharapkan mudik lebaran juga bisa dirasakan oleh mereka yang merindukan keluarga dan kampung halaman.

Tapi begini, mungkinkah dengan adanya kebijakan larangan mudik bisa menekan akan penyebaran virus COVID-19 atau ini hanya sebuah kebijakan politis pemerintah bahwa apa yang menjadi kebijakan mereka masih dipatuhi oleh masyarakat luas di seluruh pelosok negeri.

Pertanyaan mendasar jika mudik dilarang kita tak mendengar ada penutupan pusat-pusat strategis seperti pasar, pariwisata, mall-mall dan tempat-tempat nongki lainnya yang juga berakibat pada berkerumun nya masyarakat.

Tendensi kuat kebijakan ini adalah untuk menutupi kasus-kasus yang sedang marak terjadi di negeri ini, baik itu terkait kasus korupsi, keinginan masyarakat papua Barat untuk merdeka dan pengalihan perhatian masyarakat dari isu-isu hangat yang kita semua mungkin tak menghiraukan nya.

Larangan mudik apakah efektif? hal ini harus dijawab oleh pemerintah baik dari pusat sampai daerah. Jika yang melarang mudik adalah pemerintah yang punya segalanya dan yang dilarang rakyat yang berharap ada strategi lain selain pelarangan itu diadakan tapi ya, beginilah negeri kita, negeri semau penguasa.

Tak bisa di napikan nepotisme di negeri ini masih merajalela, mungkinkah larangan mudik tak pilih kasih atau hanya berlaku buat masyarakat kelas bawah yang berharap bisa melepas rindu bersama orang-orang tercintanya.

Secara berdasarkan wikipedia Nepotisme adalah perlakuan yang condong pada kedekatan yang diambil berdasarkan hubungan teman akrabnya atau saudara. Berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya.

Kita lihat, jika pasca kebijakan larangan mudik selesai, pasti akan muncul kebijakan baru lagi yang akan di buat serba aneh bin ajaib.

Semoga pemerintah apa yang dimiliki bisa amanah dalam menjalankan setiap kebijakan dan bisa dipertanggungjawabkan secara baik dihadapan masyarakat.

(Info: himpun.id menerima kontribusi tulisan dengan berbagai tema. Rubrik tulisan yang dapat di kirim yakni Opini, Resensi, Cerpen, dan Puisi)

Redaksi
Redaksi
Tajam Melihat Dunia