Oleh: Defri Wahyudi
HIMPUN.ID, OPINI – Perkembangan teknologi saat ini perlahan mengubah sudut pandang dan cara hidup masyarakat dunia.
Hal ini memicu era revolusi industri 4.0 yang sudah merambah di berbagai bidang, tanpa terkecuali bidang pertanian.
Di bidang pertanian sendiri, input teknologi terus dikembangkan baik dari segi pemuliaan tanaman hingga mekanisasi.
Penerapan teknologi dalam kegiatan pertanian tentu juga ikut berkembang, salah satunya dengan kemajuan mekanisasi yang digunakan dalam pemeliharaan tanaman.
Pada tahap pemeliharaan, pengaplikasian pestisida untuk mambasmi hama masih banyak dilakukan secara manual.
Aplikasi pestisida manual ini dinilai kurang efektif dan efesien ditambah jika lahan budidaya relatif luas.
Baca juga:Polda Gorontalo Limpahkan Berkas Perkara Investasi FX Family ke Kejati
Tentu membutuhkan waktu yang cukup lama dan tenaga kerja yang banyak dalam menyelesaikan aktivitas penyemprotan pestisida.
Selain itu, penyemprotan pestisida secara manual juga berdampak negatif terhadap kesehatan petani mengingat pestisida merupakan zat kimia sintesis yang berbahaya bagi manusia. Pestisida tidak boleh terkena kulit, terhirup atau terkena mata secara langsung (Sulistyoningrum, 2008).
Penggunaan pesawat terbang tanpa awak ((Unmanned Aerial Vehicle) atau biasa disebut drone adalah inovasi yang tepat dalam meminimalisir dampak negatif dari penyemprotan pump secara manual.
Baca juga:Manfaat Minyak Serai Wangi
Penggunaan drone pada aktivitas aplikasi pestisida juga merupakan inovasi terbaru dari input teknologi dalam dunia pertanian modern saat ini.
Teknologi ini digunakan dengan menggabungkan penggunaan drone dan sistem penyemprotan.
Sistem penyemprotan juga diperhatikan sehingga didapat saluran semprot (nozzle) dan ukuran pompa yang tepat.
Persyaratan yang dibutuhkan untuk sistem penyemprotan antara lain: memiliki kemampuan penyemprotan bidang berbaris dan memiliki bagian penyemprotan yang panjang serta ketinggiannya dapat diatur.
Sistem juga harus memiliki material yang tidak mudah berkarat dan terkendalinya kecepatan dan volume penyemprotan.
Selanjutnya, sebelum menentukan jumlah cairan kimia yang akan dimasukkan ke dalam tangki penampung, maka terlebih dahulu perlu diketahui laju kuantitas aliran cairan kimia, kapasitas tangki penampung serta output keluaran sistem penyemprotan.
Baca juga:Launching Alat Uji Non Statis, Ini Harapan Bupati Bone Bolango
Oleh karenanya, pengaplikasian pestisida akan semakin akurat dan terukur sehingga memiliki kemampuan penyemprotan yang lebih tepat pada lokasi sasaran.
Dari sekian banyak manfaat yang diperoleh, penggunaan drone pada sistem pertanian juga memiliki kelemahan berupa proses manufaktur yang membutuhkan biaya relatif mahal.
Selain itu, juga ada kemungkinan terjadinya ketidakstabilan performa terbang dari drone tersebut, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut saat melakukan kegiatan penyemprotan dengan menggunakan media cair.
Inovasi penggunaan drone sebelumnya sempat diragukan di Indonesia, namun telah dikembangkan di beberapa negara demi meningkatkan sektor pertanian mereka.
Di Indonesia teknologi ini baru mulai dikembangkan diantaranya untuk mendeteksi kesehatan tanaman dan melakukan pempukan dari udara.
Baca juga:Anas Sebut ‘Program Sekolah Penggerak’ Mampu Tingkatkan Kualitas Peserta Didik
Pengembangan lebih lanjut tentu diperlukan mengingat tidak semua teknologi dapat sepenuhnya memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Kedepan diharapkan pengembangan akan terus dilakukan sehingga sektor pertanian Indonesia dapat memperoleh kemajuan.
Sektor ini tentunya akan berjalan lebih efisien dan meningkatnya efektivitas yang akan berimbas pada sektor lain seperti ekspor-impor dan ketahanan pengan masyarakat.**
Referensi :
1. Sulistyoningrum. 2008. Gangguan Kesehatan Akut Petani Pekerja Akibat Pestisida di Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Khoirunisa, H. dan Kuniawati, F. 2019. Penggunaan Drone dalam Mengaplikasikan Pestisida di Daerah Sungai Besar, Malaysia. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat 1(1):87-91.
Catatan : Tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis
(Info: himpun.id menerima kontribusi tulisan dengan berbagai tema. Rubrik tulisan yang dapat di kirim yakni Opini, Resensi, Cerpen, dan Puisi)