Oleh: Riyan Mantulangi/Penggiat Medsos
HIMPUN.ID – Belakangan ini, suhu politik di Kabupaten Gorontalo Utara semakin dinamis, menjelang hari pencoblosan pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2024, di Kabupaten terbungsu di Provinsi Gorontalo itu.
Masa kampanye yang saat ini sedang berlangsung, seolah menjadi ajang untuk saling unjuk gigi dan kekuatan politik masing-masing gerbong, agar dapat menguasai “gelanggang kompetisi”.
Sayangnya, ada beberapa hal yang membuat terasa geli dari berbagai isu yang bermunculan. Salah satunya, tentang isu yang beredar, bahwa kepemimpinan Thariq Modanggu tidak berperan dalam pembangunan Rumah Sakit Pratama Tolinggula.
Bahkan, isu ini dipertegas lagi dengan keterangan yang menyebutkan, Thariq Modanggu tak memiliki jasa dengan keberadaan Rumah Saki Pratama Tolinggula, yang dibangun dengan menyerap anggaran puluhan miliyard itu.
Dengan bangganya lagi, isu ini tersebar bersamaan dengan penjelasan detail, yang memperjuangkan Rumah Sakit Pratama Tolinggula dari awal adalah mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara, Rizal Y Kune, di salag satu media online di Gorontalo.
Menanggapi isu itu, diri ini tak bermaksud untuk membantah seolah menjadi pengamat dadakan yang menguasai segala ilmu. Namun, sebagai masyarakat yang turut menjadi konsumen isu ini, memiliki hak pula untuk ikut sekedar memberikan pendapat yang bersandar pada penalaran pribadi, sesuai fakta yang ada.
Rumah Sakit Pratama Tolinggula, memang mulai dirintis saat kepemimpinan Bupati Kabupaten Gorut, Almarhum Indra Yasin, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara saat itu, Rizal Y Kune.
Kebenaran hal itu, selaras dengan isu yang kini beredar, bahwa yang memperjuangakan dari awal Rumah Sakit Pratama Tolinggula, adalah Rizal Y Kune, yang saat menjabat Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, pada masa kepemimpinan Almarhum Indra Yasin, dan pada masa peralihan kepemimpinan dari Almarhum Indra Yasin ke Thariq Modanggu.
Mirisnya, isu ini tak diinformasikan secara utuh, sebab Wakil Bupati Kabupaten Gorontalo Utara yang saat itu adalah Thariq Modanggu, ikut berperan turun lapangan menemui masyarakat pemilik lahan, saat tahapan pembebasan lahan pembangunan Rumah Sakit Pratama Tolinggula. Tentunya, penyiapan lahan ada pada awal tahapan proses pembangunan rumah sakit itu.
Selanjutnya, di masa kepemimpinan Thariq Modanggu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara berganti dan dijabat oleh mantan Direktur Rumah Sakit Zaenal Umar Sidiki Gorontalo Utara, dr Sri Fenty N Sagaf.
Meski demikian, tahapan untuk pembangunan rumah sakit tersebut terus berlanjut tahap demi tahap. Rumah sakit yang diresmikan oleh Bupati Gorontalo Utara saat itu dijabat oleh Thariq Modanggu terus dilanjutkan, hingga saat ini pelayanannya sudah bisa dinikmati oleh masyaratakat.
Pembangunan rumah sakit yang kini telah membantu menopang keberadaan Rumah Sakit Zaenal Umar Sidiki ini, tidak serta merta terhenti dengan bergantinya tampuk kepemimpinan Bupati Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara.
Seandainya, dalam memperjuangkan keberadaan Rumah Sakit Pratama Tolinggula, tak ada jasa dan peran dari kepemimpinan Thariq Modanggu, maka siapakah yang melanjutkan tahapan pembangunan Rumah Sakit Pratama Tolinggula hingga selesai?
Thariq Modanggu hanya bisa disebut tak ada jasa atau bahkan kepemimpinannya tak bereperan pada keberadaan Rumah Sakit Pratama Tolinggula, jika pada masa kepemimpinanannya Rumah Sakit Pratama Tolinggula menjadi mangkrak atau tak selesai, dan baru dilanjutkan kembali hingga selesai pada masa kepemimpinan Pj. Bupati Gorontalo Utara Sila Botutihe.
Faktanya, Rumah Sakit Pratama Tolinggula yang kini tengah berdiri kokoh menjadi tempat pelayanan kesehatan masyarakat, menjadi saksi bisu jasa dan peran Thariq Modanggu, yang seolah dianulir oleh oknum yang diduga ingin mengurangi kadar keberhasilan kepemimpinannya di Kabupaten Gorontalo Utara.
Kesimpulannya, jika isu yang disebar oknum itu adalah Thariq Modanggu tak berjasa atau tak berperan dari awal terhadap keberadaan Rumah Sakit Pratama Tolinggula, mungkin saja iya, mungkin saja tidak. Tergantung, dari sudut pandang mana kita menilai. Objektif, atau subjektif.
Namun bila Thariq Modanggu disebut tak memiliki jasa atau kepemimpinannya tak berperan pada keberadaan Rumah Sakit Pratama Tolinggula, dipastikan itu adalah argumentasi yang tidak terukur dan diduga hanya agitasi yang bertujuan menjatuhkan Thariq Modanggu, sebagai pemimpin yang hingga kini masih sangat dicintai masyarakat Gorontalo Utara.
Sederhananya, dari penafsiran akal yang tak begitu tinggi ini, sebuah perjuangan tentu ada proses yang harus dilalui, ada awal dan ada akhir. Soal keberadaan Rumah Sakit Pratama Tolinggula, Almarhum Indra Yasin, Thariq Modanggu, dan Rizal Y Kune yang memulai, Thariq Modanggu dan Sri Fenti N Sagaf yang menyelesaikan. Sehingga, jasa dan peran kepemimpinan Thariq mana lagi yang harus didustakan?