HIMPUN.ID – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Gorontalo telah usai.
Pemenang baik sebagai Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati bahkan Wali Kota dan Wali Kota sudah terpilih. Walaupun perhitungannya masih menggunakan metode Quick Count (perhitungan cepat) masing-masing kandidat.
Bahkan, menariknya di beberapa kabupaten telah merayakan kemenangannya dengan cara masing-masing. Ya, walaupun hampir semua kandidat tetap menunggu hasil resmi dari Komisi Penyelenggara Umum (KPU).
Memaknai PDRB dalam Ekonomi Lokal Gorontalo
Memang benar apa yang dikatakan oleh Kak Arif tentang belanja kampanye tidak selalu signifikan mendorong ekonomi daerah. Jika dikatakan pengaruh UMKM bersifat temporer dan terbatas pada Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sepertinya keliru.
Sebenarnya, Kak Arif, dampak pilkada secara ekonomi tidak dilihat hanya secara makro. PDRB itu indikatornya makro. Seharusnya, kita harus meneropongnya secara mikro, bagaimana sosial-ekonomi itu bergeliat karena efek konsumsi saat kampanye digelar diberbagai tempat.
Contoh kecil Kak Arif, jika ditelisik lebih mendalam, di Gorontalo beberapa wisata yang tidak terlapor di daerah sebagai PAD (Pendapatan Asli Daerah). Namun, efek sosial-ekonominya langsung dirasakan oleh masyarakat tersebut.
Jika Kak Arif lebih menyentil jauh soal PDRB, kontribusi sektor perdagangan eceran atau industri jasa yang disentil kecil dampaknya, dibandingkan pada sektor pertanian di Gorontalo. Pertanian, kehutanan dan perdagangan merupakan salah satu sektor yang banyak memberikan andil terhadap perekonomian di Provinsi Gorontalo dengan senilai 37,65%. Tentu benar, bahwa pertumbuhan PDRB yang efeknya 0,1-0,2%.
Tapi sayangnya, jika diukur hal dengan demikian, maka tentu tidak akan signifikan. Karena kontribusi pengadaan barang dan jasa seperti spanduk, baju hingga alat peraga masuk pada perdagangan besar dan eceran sebesar 14,04%.
Lebih sederhana lagi, efek kampanye pada Pilkada di Gorontalo, pelaksanaan kampanye di Gorontalo yang dihadiri oleh Artis Nasional bahkan hingga tingkat lokal. Disana, stand khusus UMKM untuk jualan oleh masyarakat diadakan, sebenarnya itulah bentuk konkrit bahwa Pilkada membuka ruang promosi buat pelaku UMKM lokal di Gorontalo.
Jika jauh Kak Arif melihatnya, yang diukur dengan PDRB adalah sisi pengeluarannya. Konsumsi rumah tangga dan LNRT (Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga) bisa dipastikan tumbuh secara signifikan, karena banyak belanja masyarakat.
Secara nyata, penggunaan dana kampanye memiliki dampak yang kompleks terhadap sosial-ekonomi. Sementara di satu sisi, dana kampanye dapat merangsang sektor ekonomi lokal dan meningkatkan kesadaran politik, di sisi lain, penggunaan dana yang tidak bijaksana bisa memperburuk ketimpangan ekonomi, meningkatkan praktik politik uang (serangan fajar) yang dimaksud oleh Kak Arif Abbas, dan memperburuk polarisasi sosial.
Oleh karena itu, penting untuk mengatur dan memantau penggunaan dana kampanye agar dampak negatifnya dapat diminimalisir dan memastikan bahwa dana tersebut digunakan untuk memperkuat sistem demokrasi secara keseluruhan.
Masa Senang Pasca Pilkada
Masa ‘senang’ para kandidat sudah terlihat. Bagi kandidat kepala daerah yang sudah terpilih dalam pilkada Gorontalo tahun 2024 bisa diartikan periode pasca-pemilihan di mana kandidat yang terpilih merayakan kemenangannya dan menikmati pencapaian politiknya.
Walaupun, para kandidat yang terpilih adalah wajah lama di pemerintahan di Gorontalo. Jika diulas lebih jauh, meskipun ada euforia kemenangan, periode ini sebenarnya diikuti dengan banyak tantangan dan tanggungjawab yang akan dihadapi oleh kepala daerah yang baru terpilih.
Masyarakat sering kali merasa optimis juga pesimis tentang masa depan ekonomi daerah mereka. Harapan besar muncul, terutama di bidang ekonomi, karena mereka berharap kebijakan kepala daerah yang baru akan mendorong pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Untuk mengatasi tantangan di atas dan memajukan ekonomi lokal, kepala daerah yang baru terpilih di Gorontalo harus segera melaksanakan kebijakan yang berfokus pada pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Semoga kita termasuk yang diperhatikan oleh elit-elit politik yang menang. Kalaupun tidak, kita tetap pada barisan-barisan masyarakat yang berdiri kokoh untuk menghidupi selayaknya manusia pada umumnya.
Penulis: Inkrianto Mahmud–Orang Gorontalo Olo