HIMPUN.ID – Dalam komunikasi sehari-hari, manusia tentu menggunakan mulut untuk berbicara.
Sehingganya, menjaga mulut dalam bertutur kata penting.
Sebab, jika mulut tidak bisa dijaga dengan baik dalam mengeluarkan kata-kata, akan sangat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, ada hikmah mulut diciptakan satu dan di depan.
Baca juga:Dua Pasien Konfirmasi Omicron Meninggal Dunia
Berikut penjelasan Ustadz Adi Hidayat tentang hikmah mulut diciptakan satu dan di depan, dikutip himpun.id Senin 24 Januari 2022 dari kanal Youtube Adi Hidayat Official, yang diunggah pada 5 November 2022.
“Saudara-saudariku, jika ada orang yang bertanya, mengapa Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan mulut seseorang itu, di depan? Ini barangkali pertanyaan yang tidak biasa. Namun siratan hikmah di dalam al-Qur’an memberikan kesan kepada kita, bahwa penciptaan mulut yang di depan itu mengesankan, agar manusia tidak banyak membicarakan sesuatu di belakang, juga manusia tidak membicarakan sesuatu yang tidak pantas di depan sehingga meruntuhkan kehormatan dan kemuliaan dirinya,” terang Adi Hidayat.
Baca juga:13 Cara Ponsel Mempengaruhi Tubuh dan Pikiran Anda
Dikatakan Adi Hidayat, Allah SWT menurunkan beragam ayat yang mengisyaratkan pesan dan hikmah mulia ini.
“Quran Surah ke-49, Al-Hujurat, ayat ke 11 sampai 12 misalnya,” kata Adi Hidayat.
Berikut ayat:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12).
Manusia Harus Banyak Mendengar
Dijelaskan Adi Hidayat, Allah menciptakan lisan, dan mulut di depan, agar kita tidak banyak mengumbar keburukan di belakang, sekaligus menghadirkan kata-kata yang tidak pantas yang meruntuhkan kehormatan di depan.
“Pun demikian, menariknya Allah menciptakan mulut kita satu, telinga kita dua, untuk memberikan kesan, bahwa manusia kadangkala, harus lebih banyak mendengar, dibandingkan dengan banyak berkomentar,” paparnya.
Berkomentar Sesuai dengan Pengetahuan
Ditegaskan Adi Hidayat, manusia harus banyak berkomentar, sesuai dangan dasar pengetahuan yang masuk lewat pendengarannya.
“Untuk itulah diantara pusat informasi, pusat pengetahuan sumbernya datang melalui pendengaran. Dan dengan itulah pendengaran kita akan ditanya, dipertanggung jawabkan, di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala,” ungkapnya.
“Qura’an Surah ke-17 Ayat 36.”
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’:36).
Baca juga:Alasan Orang Benci Suara Mengunyah, Baca Yuk!
Terakhir Adi Hidayat menjelaskan, mulut diciptakan di depan, untuk berbicara yang baik dan penuh dengan rasa hormat.
“Tidak boleh menbicarakan yang buruk di belakang, hoax, ghibah, atau bahkan fitnah. Dan banyaklah mendengar dibandingkan dengan banyak berkomentar tanpa dasar pengetahuan,” pungkasnya. (HP1)
Sumber: YouTube/Adi Hidayat Official