HIMPUN.ID – Tumbilotohe ‘pasang lampu’ merupakan tradisi masyarakat Gorontalo saat memasuki hari-hari terakhir Bulan suci Ramadahan.
Pelaksanaan tumbilotohe sangat dinantikan oleh semua masyarakat Gorontalo.
Sebab, dengan keunikan dan maknanya di dalamnya, membuat pelaksanaan tumbilotohe menempati hati masyarakat Gorontalo.
Baca juga:Jelang Lebaran, Polres Boalemo Melakukan Rajia Pekat, Ini Yang Akan Dirajia
Di Kabupaten Boalemo, tumbilotohe sudah dilestarikan dengan lampu ramah lingkungan untuk mendukung pariwisata hijau.
“Saat ini di Kabupaten Boalemo getah kayu damar, atau tohe tutu mewarnai festival tumbilotohe tahun 1445 Hijriah,” ungkap Penjabat Bupati Boalemo, Sherman Moridu, didampingi Dandim 1316 Boalemo dan pimpinan OPD saat menyalahkan lampu secara simbolis di rumah Jabatan Bupati Boalemo, Sabtu 6 April 2024.
Dijelaskan Sherman, lampu itu menggunakan bahan bakar minyak kelapa, dan sudah di meriahkan di seluruh Desa yang ada di Boalemo.
“Dan titik kumpulnya berada di Alun-alun kota Tilamuta. Insya Allah tradisi tumbilotohe ini, kita akan lestarikan dalam rangka meningkatkan daya tarik pariwisata,” tuturnya.
Tradisi Sejak Zaman Dahulu
Imbuh Sherman, tumbilotohe merupakan tradisi masyarakat Gorontalo sejak zaman dahulu kala.
“Di mana tumbilotohe ini dilaksanakan 3 hari terakhir di bulan suci Ramadhan,” kata Sherman.
Sherman menuturkan, para leluhur Gorontalo menganjurkan seluruh kaum muslimin dan muslimat salat berjamaah di Masjid.
“Dan salah satu penerangan saat itu adalah lampu yang saat ini sudah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat Gorontalo,” ungkap Sherman.
Reporter: Abdurrahman Agunta